Pola asuh orang tua yang salah dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Salah satunya adalah pola asuh yang cenderung overprotektif. Membatasi gerak-gerik anak tanpa sebab yang jelas, sehingga membuat dirinya jadi terkekang. Kesulitan mengungkapkan ekspresi, dan membaur dengan teman sebaya atau sepermainan.
Bayangkan saja, jikalau sedari kecil ada anak cowok yang dilarang ortunya sendiri untuk bermain dengan teman. Mulai dari sd-smp, dikekang, dilarang bermain dengan teman sebaya. Walaupun teman yang ada baik sekalipun. Tidak memberikan pengaruh buruk sama sekali. Orang tua membatasi pergaulan anak Misalnya karena alasan, takut terjebak pergaulan yang tidak benar, permainan yang berbahaya, atau alasan aneh seperti teman yang miskin, dan lain sebagainya.
Pada akhirnya anak dengan pola asuh seperti ini di masa depan akan kesulitan untuk berteman. Tidak bisa membuat pertemanan baru, merasa aneh dan canggung. Karena mereka memang tidak memiliki pengalaman berteman, maupun berinteraksi dengan banyak orang.
Akibatnya jika sudah besar. Katakanlah usia sma sederajat. Mereka jadi canggung, jadi pemalu, dll. Apalagi jika si anak sering di marahi oleh ortu jika berbuat kesalahan yang tidak besar. Sering dilarang berbuat ini dan itu. Tidak bisa mengekspresikan diri, dll. Jadi wajar saja jika dirinya menjadi nolep / no life. Tidak bisa lancar berbaur di masyarakat. Dan cenderung nyaman saat berada di rumah atau di kamar.
Eh, waktu berlalu. Ortu malah nyuruh si anak agar bermain keluar rumah. Padahal si dia sendiri yang mengurung si anak di masa kecil. Akibatnya jadi bingung tu anak. Kesulitan berinteraksi sosial, dan terus ngenolep seharian.
Hal tersebut ya karena salah orang tua itu sendiri. Bukan salah si anak. Karena mereka dididik seperti demikian. Jika kesulitan bersosialisasi, semuanya secara langsung dan tidak langsung merupakan kesalahan si orang tua yang overprotektif tadi..