Dalam hubungan pertemanan biasanya ada orang yang mudah bergaul, aktif, dan juga banyak bicara. Suka memulai pembicaraan, dan mudah akrab dengan banyak orang. Biasanya hal ini sering kita temui pada orang-orang ekstrovert. Nah, disisi lain. Ada juga orang yang pasif, pendiam, lebih suka menjadi pendengar yang baik. Dan kadang melakukan hal-hal gokil yang menghibur teman lain. Biasanya hal ini sering kita temui di kalangan nak introvert.
Btw, kira-kira apa yang akan terjadi jika nak nolep. Sesama pendiam saling berteman satu dengan yang lainnya ?. Apakah pertemanan yang ada akan berjalan dengan lancar ?. Atau malah membosankan dan diam-diaman saja ?.
Teman sesama nolep
Sesama nolep, dalam pertemanan tergantung dari sikap si nolep itu sendiri. Seperti tipikal nak nolep pada umumnya, mereka di awal pertemanan sangat canggung, cenderung menghindar, dan tidak tahu harus memulai dari mana. Terasa gugup saat berbicara, overthinking.
Lambat laun, seiring berjalannya waktu. Sehingga mereka sudah familiar dengan teman yang ada. Hati mereka mulai terbuka. Dan seperti pertemanan yang lainnya. Pastilah mereka bisa berbicara, membahas topik apa saja yang menarik. Terutama menurut yang mereka sukai. Selain itu, mereka juga tidak takut lagi untuk berekspresi. Tertawa, bercanda tawa, bermain bersama. Lebih terbuka dengan temannya.
Ya, lagipula. Kalau ada dua orang lebih yang memiliki kesamaan hobi dan latar belakang. Otomatis mereka akan saling terkoneksi. Bisa mudah saling memahami. Dan pertemanan juga bisa berjalan dengan lancar.
Tapi kenyataan tentu tidak semanis ekspektasi yang ada. Faktanya dilapangan, banyak si nolep yang kesulitan memulai pertemanan di dunia nyata. Hasilnya, tentu mereka terus terjebak di zona nolep. Dan memilih dunia virtual sebagai sarana komunikasi. Lebih nyaman mencari teman sesama nolep, teman sehobi di media sosial, forum, dan sebagainya. Melanjutkan aktivitas ngenolep lagi.